Rupiah – Pertamax – Fastron

Created on May 1, 2015

Dalam satu tahun belakangan ini ketiga kata yang menjadi judul “Note of Today” diatas sangat populer dibicarakan di berbagai media masa, baik cetak maupun elektronik, baik formal maupun non-formal (brosur, demo, social media, etc). Ada yang memang membahasnya untuk kepentingan teknis, ada juga yang membahasnya untuk kepentingan politis, dan ada juga yang membahasnya untuk sebuah idealisme.

Dalam kesempatan ini, saya hanya ingin sharing sedikit bagaimana kami di LebSolution menggunakan ketiga kata diatas sebagai salah satu cara kami memberikan kontribusi kepada bangsa ini. Mungkin nilainya kecil dan tidak significant bagi kemajuan bangsa yang kita cintai ini, namun semangatnya adalah semangat yang besar… dan inshaa Allah bisa menjadi pemantik idealisme-idelisme lainnya.

Dan kami yakin, jika idealisme itu kita jabarkan dalam keseharian kita, sebuah nilai yang besar akan tercipta, paling tidak jika sebagian besar bangsa Indonesia juga menerapkannya, maka nilainya akan sangat significant bagi “Kemerdakaan Nasional” secara ekonomis dan juga kemampuan industri.

RUPIAH
Saat perekonomian Indonesia hancur ketika terjadi reformasi politk di tahun 1998, nilai Rupiah hancur lebur (dari kisaran 3,000 menjadi 15,000-20,000 per USD). Ini wajar, wong masalahnya memang ada di Indonesia. Tetapi yang membuat geram adalah, ketika krisis ekonomi terbesar terjadi di Amerika tahun 2008 (kalau tidak salah), nilai Rupiah juga hancur lebur terhadap dollar Amerika. Kok bisa begini? Wong masalahnya ada di sana, nilai Rupiah bukannya menguat malah melemah. Ini sebuah sistem ekonomi yang sangat-sangat tidak adil.

Kita harus merubah pendekatan kita, dan tentu saja sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang kita miliki masing-masing. Dengan semangat ini, sejak didirikan, LebSolution sudah berkomitmen untuk menggunaan mata uang Rupiah dalam menjalankan bisnisnya. Saya pribadi dan LebSolution sengaja tidak memiliki rekening dengan mata uang asing, dan alhamdulillah sejauh ini tidak ada kesulitan yang berarti setelah berjalan 3.5 tahun. Alasannya sederhana saja … jika buka kita yang menghargai mata uang kita, siapa lagi? Jika bukan kita yang memakai mata uang kita, siapa lagi? Dan seterusnya.

Karena permintaan client, kebanyakan proposal dan invoice dibuat dalam USD, tetapi setiap kali pembayaran dilakukan, bank secara otomatis akan “membeli” rupiah karena rekening LebSolution hanya dalam Rupiah. Paling tidak, kita sudah sedikit membantu penguatan nilai tukar rupiah. Amin. Bayangkan kalau semua perusahaan nasional di baik kecil maupun besar menerapkan hal yang sama, dengan skala bisnis dan jumlah penduduk di Indonesia, saya yakin akan sangat membantu penguatan ekonomi nasional secara significant.

PERTAMAX
Sudah banyak sekali ulasan dan argumen pro kontra kenaikan BBM Premium. Dan juga sudah banyak sekali ulasan tentang bahwa yang sudah mampu seharusnya memakai Pertamax, dan lain lain… bahkan ada fatwanya segala. Jadi saya tidak akan mengulasnya lagi disini.

Sejak masih bekerja di salah satu perusahaan Oil&Gas multinasional saya sudah berkomitmen untuk memakai “Pertamax” dan bukan Premium. Alsannya bukan karena khawatir kualitas Premum, melainkan karena saat itu saya merasa mampu dan tidak berhak untuk memakai BBM Bersubsidi yang ditujukan bagi kalangan yang masih butuh dibantu.

Sewaktu berhenti bekerja dan mulai menjalankan LebSolution, dimana tidak ada uang masuk sama sekali dalam beberapa bulan awal … saya jadi orang yang tidak mampu lagi. Jadi pada saat itu, saya kembali ke “Premium” karena sekarang saya meraa perlu dibantu. Kualitas Premium, tidak masalah. Selama saya pakai Premium, tidak pernah ada keluhan yang berhubungan dengan bahan bakar ini (bahkan memang tidak pernah ada ‘Corrective Maintenance” terhadap mobil saya untuk sebab apapaun).

Dan saat ini, sejak kondisi keuangan sudah mulai stabil, semua aktifitas saya pribadi dan LebSolution menggunakan “Pertamax”. Bayangkan kalau semua individu dan perusahaan nasional yang mampu juga menerapkan ini… manfaatnya akan sangat significant bagi ekonomi Indonesia.

FASTRON
FASTRON adalah nama merek dagang untuk minyak pelumas produksi nasional (diproduksi oleh Pertamina Lubricants”. Idealisme saya mengatakan… jika spec nya sama, kenapa saya harus pakai pelumas buatan asing? Setelah saya cek, spec pelumas Pertamina tersebut sama dengan merek asing yang banyak beredar di pasaran.

Akhirnya saya putuskan sejak saya punya motor sampai sekarang punya mobil, saya selalu melakukan service berkala secara teratur di bengkel resmi kendaraan tersebut. Setiap kali berhadapan dengan service advisor nya saya bilang, ganti oli dengan “FASTRON”. Kemudian dia bilang “Tidak ada pak, yang ada hanya merek X, Y, dan Z, (yang semuanya adalah merek asing)”. Terus saya bilang lagi “Kenapa tidak ada, justru harusnya merek Pertamina itu harus ada, wong ini di Indonesia kok?”. Dan saya ngotot untuk pakai FASTRON walaupun saya harus bawa sendiri. Akhirnya, Alhamdulillah, saat ini bengkel tersebut selalu memnyediakan FASTRON untuk saya (dan mungkin untuk pengendara lainnya).

Dan selama saya punya kendaraan (termasuk kendaraan operasional LebSolution), selama itu pula saya selalu berusaha semaksimal mungkin menggunakan pelumas buatan nasional, dan selama itu pula kendaraan saya tidak pernah masuk bengkel untuk “Corrective Maintenance”. Masuk bengkel, hanya untuk “Preventive Maintenance” alias “Service Berkala”.

KESIMPULAN
Penjajahan selama total kurang lebih 400 tahun, sudah cukup membuat bangsa kita kehilangan harga diri dan tertinggal dalam banyak hal dari negara-negara penjajah tersebut. Salah satu cara untuk bangkit adalah dengan “berani dan rela berkorban” memberikan kesempatan bagi bangsa kita sendiri untuk berkembang, berdaya, dan nantinya mampu bersaing.

Perusahaan asing yang besar yang saat ini menguasai segala bidang kehidupan di negara ini, dulunya juga menghasilkan produk yang mutunya jelek… mereka bisa berkembang menjadi besar dan mampu memproduksi barang/sumber daya manusia yang berkualitas karena kita memberi kesempatan bagi mereka (walaupun kita terpaksa mengkonsumsinya karena dalam posisi terjajah dan tidak punya opsi lain).

Walaupun hasilnya tidak bisa kita nikmati saat ini karena merubah paradigma/budaya akan memakan waktu yang lama, anggap saja ini bentuk “perjuangan kita dimasa modern ini” melanjuti perjuangan fisik yang sudah dilakukan oleh para pahlawan kita dulu.

Kata Kunci nya: “Jangan kebanyak berdebat tentang idealisme… Perbanyaklah tindakan nyata untuk merealisasikan idealisme tersebut… sekecil apapun tindakan itu”

Semoga menjadi pencerahan untuk saya, LebSolution, an juga bagi temans semua.
Sampai jumpa di “Note of Today” berikutnya.

 

Terima kasih dan wassalam,
Lukmanul Hakim
LebSolution

Company Website : www.lebsolution.com
Company Linked-In : http://www.linkedin.com/company/lebsolution-indonesia
Personal Linked-In : http://www.linkedin.com/profile/view?id=166219664


Explore other News